Drumblek sebuah budaya

Drumblek pada dewasa ini menjadi sebuah budaya yg menggeliat di kota kecil nan sejuk bernama Salatiga yang berada persis di kaki gunung merbabu.

Apa sih drumblek?
Dan mengapa ini drumblek?

Awal mula drumblek ini merupakan ide atau gagasan dari Mas Didik subiantoro atau biasa di panggil Mas Didik ompong,gagasan mengenai drumblek ini muncul karena keterbatasan dana untuk sebuah penampilan kolosal pada acara agustusan di kota salatiga.Dengan dana yang terbatas akhirnya apa yang ada saat itu seperti tong,kaleng bekas biskuit ataupun ember bekas jadi peralatan yg digunakan untuk menampilkan sebuah ciri khas kampung dalam hal ini kampung pancuran.Karena adanya kaleng bekas atau blek dalam bahasa jawa jadilah dipanggil drumblek plesetan dari drumband.

Drumblek sendiri sempat mati suri cukup lama sebelum kembali membuat bising lagi di tahun 2008 akhir.Dengan drumblek ini sempat membuat jantung kota jakarta brisik,bising dan macet karena banyak pasng mata.Setelah kebangkitanya dari mati suri drumblek berjalan terus menyusuri waktu ke waktu yang saat itu diberi nama Sanggar Djamboe dengan perkusi dan drumblek yg ditawarkan.Drumblek sendiri sempat stagnan karena digawangi oleh satu wilayah semua sampai pada akhirnya drumblek sendiri berkembang dengan cepat di salatiga setelah terbentuknya struktur pengelolaan drumblek di salatiga.

Dari sanalah muncul banyak grup drumblek yang tersebar hampir di seluruh kota salatiga bahkan kabuten semarang pun mulai dijajah dengan kesenian berjudul drumblek.Bayak kegiatan yang saat ini dihubungkan dengan drumblek yang secara tidak langsung jadi milik warga salatiga.

Bravo Drumblek.